Kamis, 10 Mei 2012

Gedung Baru Semangat Baru





            Hari-hari yang dinantikan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian dan Psikologi akhirnya terwujud berkat telah dibangunnya gedung baru. Gedung tersebut mempunyai empat lantai dan di bagi menjadi dua sekat. Yang sebelah barat untuk fakultas Pertanian dan sebelah timur milik Fakultas Psikologi.
            Gedung yang telah usai dibangun tersebut berkat bantuan PR. Djarum Foundation akan di Resmikan dan juga akan dimeriahkan oleh artis-artis Ibukota yaitu Judika, Group Band Coklat, dan Reisha. yang  akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012. Semoga dari hadirnya artis-artis Ibukota tersebut memberikan semangat bagi mahasiswa khususnya Fakultas Pertanian dan Fakultas Psikologi dalam menakar perkembangan ketatnya persaingan didunia pendidikan.

Senin, 30 April 2012

Pertanian Indonesia

Sejarah Pertanian

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.
pertanian organik
Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.
Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang.
Asal-mula Pertanian
Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat. Contoh budaya semacam ini masih terlihat pada masyarakat yang menerapkan sistem perladangan berpindah (slash and burn) di Kalimantan dan Papua.
Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di daerah “bulan sabit yang subur” di Mesopotamia sekitar 8000 SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang. Berdasarkan suatu kajian, 32 dari 56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin) menurut Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley), buncis (pea), kacang arab (chickpea), dan flax (Linum usitatissimum).
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim. Di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika (yaitu Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.
Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Nusantara, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke wilayah Nusantara membawa serta teknologi budidaya padi sawah serta perladangan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.
Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Cakupan Pertanian
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatbudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub “ideologi” pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Salam Sukses….

Rabu, 21 Desember 2011

Manfaat Buah Naga

Ada banyak manfaat buah naga untuk kesehatan. Selain rasanya yang menyegarkan, buah naga juga  memiliki banyak khasiat. Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90 % dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Selain itu buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupun selai atau beragam bentuk penyajian sesuai selera anda.

Secara umum,para peneliti sependapat dan mengakui bahwa buah naga kaya akan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesehatan. Menurut AL Leong dari Johncola Pitaya Food R&D, organisasi yang meneliti buah naga merah , buah kaktus marah itu cukup kaya dengan berbagai zat vitamin dan mineral yang sangat membantu meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh manusia. “Penelitian menunjukkan buah naga merah ini sangat baik untuk sistem peredaran darah, juga memberikan efek mengurangi tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah.“Penelitian juga menunjukkan buah ini bisa mencegah kanker usus, selain mencegah kandungan kolesterol yang tinggi dalam darah dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh,” katanya.

Dalam setiap buah naga merah terkandung protein yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung; serat (mencegah kanker usus, kencing manis dan diet); karotin (kesehatan mata, menguatkan otak dan mencegah masuknya penyakit), kalsium (menguatkan tulang). Buah naga juga mengandungi zat besi untuk menambah darah; vitamin B1 (mencegah demam badan); vitamin B2 (menambah selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolesterol) dan vitamin C (menambah kelicinan, kehalusan kulit serta mencegah jerawat).

Berikut ini kandungan nutrisi lengkap buah naga :
Kadar Gula    : 13-18 briks
Air        : 90 %
Karbohidrat    : 11,5 g
Asam        : 0,139 g
Protein        : 0,53 g
Serat        : 0,71 g
Kalsium    : 134,5 mg
Fosfor        : 8,7 mg
Magnesium    : 60,4 mg
Vitamin C    : 9,4 mg

Jadi secara garis besar, buah naga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia, antara lain :
1. Sebagai penyeimbang gula darah.
2. Detoksifikasi atau membersihkan darah.
3. Menyehatkan dan menguatkan ginjal.
4. Menyehatkan organ liver.
5. Dapat menjaga kesehatan kulit.
6. Membantu menguatkan daya kerja otak.
7. Membantu meningkatkan ketajaman mata.
8. Menjaga kesehatan mulut dengan mengatasi panas dalam serta sariawan.
9. Dapat membantu menstabilkan tekanan darah.
10. Juga mengurangi keluhan keputihan.
11. Mengurangi kadar kolesterol dan mencegah kanker usus.
12. Mencegah sembelit dan memperlancar proses buang air besar.***

Industri Roti Jepara

Industri Roti Jepara yang terletak di Desa Bugo berada di sebelah barat Kota Welahan berjarak kurang lebih 700 m. Desa ini terkenal dengan industri rotinya disamping beragam industri dan budayanya. Tak heran apabila desa ini tiap hari selalu ramai orang hilir mudik untuk membeli rotinya.
Sejarah Singkat Industri Roti
Pada tahun 1960 – an ada 2 orang penduduk desa Bugo yang bernama bapak Sunar dan bapak Kaswi yang bekerja pada perusahaan roti milik orang Cina di Kudus. Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan roti tersebut mereka akhirnya mengusai cara dan teknik pembuatan roti. Kemudian pada tahun 1970 an setelah merasa mampu dan menguasai cara pembuatan roti, mereka memutuskan untuk usaha mandiri dalam bidang pengolahan kue dan di desa Bugo.
Pada awalnya mereka membuat kue dan roti bolang baling,roti moho, roti manis dan untir untir. Namun saat itu usaha pengolahan kue kue dan roti belum bisa berkembang , karena masyaraka masih asing dengan produk produk tersebut. Bahkan poduk produk tersebut masih di anggap makanan mewah yang hanya dapat dibeli oleh kalangan menengah ke atas. Namun dengan kesabaran, ketekunan dan keuletannya lambat laun produk produk ini mulai di kenal dan diminati masyarakat.
Pada saat itu beberapa orang penduduk desa Bugo bekerja sebagai tenaga kerja di perusahaan kue dan roti milik Bapak Kaswi dan Bapak Sunar . Akhirnyasemakin banyaklah orang desa Bugo yang menguasai cara pengolahan roti dan kue kue tersebut, dan mulai semakin bertambah banyak pula masyarakat desa Bugo yang mendirikan usaha pengolahan kue dan roti dalam skala industri rumah tangga ( home industri ).
Pada tahun 1987 banyak dari warga Bugo ini yang akhirnya  mengembangkan usahanya di daerah sendiri. Usaha pengolahan aneka kue dan roti di desa Bugo ini akhirnya dari tahun ke tahun tambah pesat. Kondisi ini membuat inisiatif warga desa Bugo untuk mendirikan koperasi yang berbadan hukum dengan nama ” KOPINKRA KARYA BOGA ” ( Koperasi Industri Dan Kerajinan Karya Boga ) yang anggotanya adalah para pengrajin kue dan roti dari desa Bugo. Kemudian koperasi ini juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan produk tepung terigu yaitu ” Sri Boga Ratu Raya ” dari Semarang.
Desa Bugo saat ini benar benar telah menjadi sentra industri kue dan roti yang di buktikan dengan di resmikannya desa Bugo sebagai pusat dan pasar perdagangananeka kue dan roti oleh Bapak Bupati Jepara . Dengan demikian dalam memasarkan produknya masyarakat produsen kue dan roti tidak perlu memasarkan sendiri ke konsumen, melainkan ada para pedagang yang mengambil langsung ke pusat produk di desa Bugo ini untuk di pasarkan ke kota Jepara, Kudus, Rembang, Pati, Semarang, Demak dan kota kota lainnya.

Cara Membuat Mikro Organisme Lokal (MOL) Nasi



A. Latar belakang
Pembangunan pertanian di Indonesia saat ini memasuki masa transisi dari orientasi pertanian dengan pola subsisten kepada pola komersial. Pergeseran tersebut membawa konsekuensi penggunaan pestisida sebagai salah satu komponen penting dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman, salah satu kendala bagi pembangunan pertanian yang berorientasi ekonomi. Namun sejauh ini pemakaian pestisida selalu diikuti dengan pertimbangan ekonomi dan berdampak pada lingkungan. Pasar lebih menyukai produksi pertanian yang bebas bahan kimia, sehingga alternatif pestisida aman bagi lingkungan dan konsumen sangat diperlukan.
Pembatasan penggunaan bahan aktif kimiawi pada proses produksi pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian Indonesia yang tingkat ketergantungan petaninya pada pestisida kimiawi masih tinggi. Ketergantungan tersebut akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar bebas. Menghadapi kenyataan tersebut agaknya perlu segera diupayakan pengurangan penggunaan pestisida kimiawi dan mengalihkannya pada jenis pestisida yang aman bagi lingkungan. Salah satu alternatif adalah penggunaan MOL (Mikro Organosme Lokal) yang biasa digunakan sebagai starter dalam pembuatan kompos atau biasa disebut dengan pupuk organik.
Pupuk kompos saat ini banyak dicari dan digunakan oleh petani baik untuk budidaya tanaman sayuran maupun untuk tanama padi, tetapi seringkali petani menganggap bahwa pupuk kompos hanya berasal dari kotoran hewan. Padahal bahan yang dapat digunakan sangat banyak dan tersedia dilingkungan sekitar seperti, daun-daunan, jerami dan sampah rumah tangga kecuali plastik Selain ramah terhadap lingkungan, juga dapat menutupi kekurangan suplay(sumber) bahan aktif pestisida yang selama ini diimpor sehingga dapat menghemat devisa negara dan meningkatkan daya saing ekspor produk pertanian.
MOL merupakan bakteri buatan kita (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Berguna seperti nutrisi (vitamin) bagi tanah agar tetap subur. Mol adalah kumpulan mikroorganisme yang bisa “diternakkan,” fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah sebagai starter pembuatan kompos organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan (Sobirin 2008). Kompos terbuat dari campuran dedaunan segar berwarna hijau dan dedaunan berwarna cokelat atau sampah organik (sisa sayuran) yang sudah dipotong-potong kecil-kecil. Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang mudah beranak-pinak dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomis tinggi bagi manusia, misalnya antibiotik, vaksin dan enzim. Potensi ini dapat termanfaatkan manakala manusia dapat “membujuk” mikroorganisme ini guna menghasilkan apa yang diharapkan.
Starter digunakan untuk mengurai sampah menjadi kompos. Di toko pertanian sebenarnya dijual starter siap pakai seperti EM4 (Effective Microorganism4) tapi lebih hemat menggunakan starter buatan sendiri. Starter buatan sendiri ini biasa disebut dengan MOL (Mikro Organisme Lokal), yang berfungsi untuk mempercepat pada pembuatan kompos. Bahan yang digunakan untuk membuatnya bisa bermacam-macam. Salah satu contohnya membuat MOL dari nasi, yang baru maupun basi.
MOL semacam bakteri buatan kita (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Bahan utamanya terdiri dari tiga jenis komponen :1. Karbohidrat: bisa dari Air cucian beras (tajin), bisa dari nasi bekas (basi), bisa dari singkong, kentang, gandum, yang paling sering menggunakan air tajin. 2. Glukosa: bisa dari gula merah diencerkan dengan air (ditumbuk sampai halus), bisa dari cairan gula pasir, bisa dari gula batu dicairkan, bisa dari air gula, air kelapa. 3. Sumber Bakteri: bisa dari keong, bisa dari kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan lain-lain, lalu bisa juga dari air kencing, atau sesuatu yang mengandung sumber bakteri.
B.  Cara Pembuatan MOL Nasi
a.       Alat :
1)      Ember
2)      Selang ukuran kecil 1 meter
3)      Botol bekas air kemasan (600 ml)
4)      Doos/ tong
b.      Bahan :
1)  Nasi segar secukupnya.
2)  Seresah bambu/ potongan daun bambu yang telah melapuk.
3)  5 liter Air bersih atau air cucian beras (tajin) yang telah diberi gula merah sebanyak 3-5%.
c.   Cara kerja :
1)   Masukkan seresah bambu yang sedang melapuk ke dalam kotak.
2)   Masukkan nasi ke dalam kotak.
3)   Kotak didiamkan di tempat yang sejuk, lembab, dan terlindung dari sinar matahari selama seminggu.
4)   Ambil nasi yang telah ditumbuhi jamur dan masukkan ke dalam air beras yang telah diberi gula merah.
5)   Larutkan nasi tersebut di dalam air beras.
6)   Simpan di dalam botol/jerigen. Tutup jeringen diberi selang untuk aerasi. Ujung selang dimasukkan ke dalam botol berisi air. Tambahkan alkohol/sprirtus/kaporit/pemutih pakaian ke dalam air botol terebut untuk menjaga agar tidak terkontaminasi.
7)   Biarkan selama satu minggu. Setelah satu minggu MOL bisa dipakai.

          
  


 


 









Gambar langkah-langkah Pembuatan MOL Nasi




C.  DAFTAR PUSTAKA
Djoehana, Setyo Mijoyo. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: CV Simplex


MEMBUAT PGPR (PLANT GROW PROMOTING RHIZOBACTERIA) DENGAN MUDAH


PGPR atau Plant Growth Promoting Rhizobakteri adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaanmikroorganisme ini akan sangat menguntungkan. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga. Selain itu PGPR juga meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga. PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tumbuhan. Adapun cara pembuatan PGPR adalah:

ALAT DAN BAHAN:
  1. 100 gr akar bambu
  2. 400 gr gula pasir
  3. 200 gr trasi
  4. 1 kg dedak halus
  5. 10 lt air
  6. Penyedap rasa secukupnya
CARA MEMBUAT:
  1. Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
  2. Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
  3. Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
  4. Buka dan kocok-kocok sehari sekali
  5. Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
CARA MENGGUNAKAN:
  1. Saring PGPR
  2. Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
  3. Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
  4. Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali