Rabu, 21 Desember 2011

Cara Membuat Mikro Organisme Lokal (MOL) Nasi



A. Latar belakang
Pembangunan pertanian di Indonesia saat ini memasuki masa transisi dari orientasi pertanian dengan pola subsisten kepada pola komersial. Pergeseran tersebut membawa konsekuensi penggunaan pestisida sebagai salah satu komponen penting dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman, salah satu kendala bagi pembangunan pertanian yang berorientasi ekonomi. Namun sejauh ini pemakaian pestisida selalu diikuti dengan pertimbangan ekonomi dan berdampak pada lingkungan. Pasar lebih menyukai produksi pertanian yang bebas bahan kimia, sehingga alternatif pestisida aman bagi lingkungan dan konsumen sangat diperlukan.
Pembatasan penggunaan bahan aktif kimiawi pada proses produksi pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian Indonesia yang tingkat ketergantungan petaninya pada pestisida kimiawi masih tinggi. Ketergantungan tersebut akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar bebas. Menghadapi kenyataan tersebut agaknya perlu segera diupayakan pengurangan penggunaan pestisida kimiawi dan mengalihkannya pada jenis pestisida yang aman bagi lingkungan. Salah satu alternatif adalah penggunaan MOL (Mikro Organosme Lokal) yang biasa digunakan sebagai starter dalam pembuatan kompos atau biasa disebut dengan pupuk organik.
Pupuk kompos saat ini banyak dicari dan digunakan oleh petani baik untuk budidaya tanaman sayuran maupun untuk tanama padi, tetapi seringkali petani menganggap bahwa pupuk kompos hanya berasal dari kotoran hewan. Padahal bahan yang dapat digunakan sangat banyak dan tersedia dilingkungan sekitar seperti, daun-daunan, jerami dan sampah rumah tangga kecuali plastik Selain ramah terhadap lingkungan, juga dapat menutupi kekurangan suplay(sumber) bahan aktif pestisida yang selama ini diimpor sehingga dapat menghemat devisa negara dan meningkatkan daya saing ekspor produk pertanian.
MOL merupakan bakteri buatan kita (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Berguna seperti nutrisi (vitamin) bagi tanah agar tetap subur. Mol adalah kumpulan mikroorganisme yang bisa “diternakkan,” fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah sebagai starter pembuatan kompos organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan (Sobirin 2008). Kompos terbuat dari campuran dedaunan segar berwarna hijau dan dedaunan berwarna cokelat atau sampah organik (sisa sayuran) yang sudah dipotong-potong kecil-kecil. Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang mudah beranak-pinak dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomis tinggi bagi manusia, misalnya antibiotik, vaksin dan enzim. Potensi ini dapat termanfaatkan manakala manusia dapat “membujuk” mikroorganisme ini guna menghasilkan apa yang diharapkan.
Starter digunakan untuk mengurai sampah menjadi kompos. Di toko pertanian sebenarnya dijual starter siap pakai seperti EM4 (Effective Microorganism4) tapi lebih hemat menggunakan starter buatan sendiri. Starter buatan sendiri ini biasa disebut dengan MOL (Mikro Organisme Lokal), yang berfungsi untuk mempercepat pada pembuatan kompos. Bahan yang digunakan untuk membuatnya bisa bermacam-macam. Salah satu contohnya membuat MOL dari nasi, yang baru maupun basi.
MOL semacam bakteri buatan kita (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Bahan utamanya terdiri dari tiga jenis komponen :1. Karbohidrat: bisa dari Air cucian beras (tajin), bisa dari nasi bekas (basi), bisa dari singkong, kentang, gandum, yang paling sering menggunakan air tajin. 2. Glukosa: bisa dari gula merah diencerkan dengan air (ditumbuk sampai halus), bisa dari cairan gula pasir, bisa dari gula batu dicairkan, bisa dari air gula, air kelapa. 3. Sumber Bakteri: bisa dari keong, bisa dari kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan lain-lain, lalu bisa juga dari air kencing, atau sesuatu yang mengandung sumber bakteri.
B.  Cara Pembuatan MOL Nasi
a.       Alat :
1)      Ember
2)      Selang ukuran kecil 1 meter
3)      Botol bekas air kemasan (600 ml)
4)      Doos/ tong
b.      Bahan :
1)  Nasi segar secukupnya.
2)  Seresah bambu/ potongan daun bambu yang telah melapuk.
3)  5 liter Air bersih atau air cucian beras (tajin) yang telah diberi gula merah sebanyak 3-5%.
c.   Cara kerja :
1)   Masukkan seresah bambu yang sedang melapuk ke dalam kotak.
2)   Masukkan nasi ke dalam kotak.
3)   Kotak didiamkan di tempat yang sejuk, lembab, dan terlindung dari sinar matahari selama seminggu.
4)   Ambil nasi yang telah ditumbuhi jamur dan masukkan ke dalam air beras yang telah diberi gula merah.
5)   Larutkan nasi tersebut di dalam air beras.
6)   Simpan di dalam botol/jerigen. Tutup jeringen diberi selang untuk aerasi. Ujung selang dimasukkan ke dalam botol berisi air. Tambahkan alkohol/sprirtus/kaporit/pemutih pakaian ke dalam air botol terebut untuk menjaga agar tidak terkontaminasi.
7)   Biarkan selama satu minggu. Setelah satu minggu MOL bisa dipakai.

          
  


 


 









Gambar langkah-langkah Pembuatan MOL Nasi




C.  DAFTAR PUSTAKA
Djoehana, Setyo Mijoyo. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: CV Simplex


Tidak ada komentar:

Posting Komentar