Rabu, 21 Desember 2011

Manfaat Buah Naga

Ada banyak manfaat buah naga untuk kesehatan. Selain rasanya yang menyegarkan, buah naga juga  memiliki banyak khasiat. Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90 % dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Selain itu buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupun selai atau beragam bentuk penyajian sesuai selera anda.

Secara umum,para peneliti sependapat dan mengakui bahwa buah naga kaya akan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesehatan. Menurut AL Leong dari Johncola Pitaya Food R&D, organisasi yang meneliti buah naga merah , buah kaktus marah itu cukup kaya dengan berbagai zat vitamin dan mineral yang sangat membantu meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh manusia. “Penelitian menunjukkan buah naga merah ini sangat baik untuk sistem peredaran darah, juga memberikan efek mengurangi tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah.“Penelitian juga menunjukkan buah ini bisa mencegah kanker usus, selain mencegah kandungan kolesterol yang tinggi dalam darah dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh,” katanya.

Dalam setiap buah naga merah terkandung protein yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung; serat (mencegah kanker usus, kencing manis dan diet); karotin (kesehatan mata, menguatkan otak dan mencegah masuknya penyakit), kalsium (menguatkan tulang). Buah naga juga mengandungi zat besi untuk menambah darah; vitamin B1 (mencegah demam badan); vitamin B2 (menambah selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolesterol) dan vitamin C (menambah kelicinan, kehalusan kulit serta mencegah jerawat).

Berikut ini kandungan nutrisi lengkap buah naga :
Kadar Gula    : 13-18 briks
Air        : 90 %
Karbohidrat    : 11,5 g
Asam        : 0,139 g
Protein        : 0,53 g
Serat        : 0,71 g
Kalsium    : 134,5 mg
Fosfor        : 8,7 mg
Magnesium    : 60,4 mg
Vitamin C    : 9,4 mg

Jadi secara garis besar, buah naga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia, antara lain :
1. Sebagai penyeimbang gula darah.
2. Detoksifikasi atau membersihkan darah.
3. Menyehatkan dan menguatkan ginjal.
4. Menyehatkan organ liver.
5. Dapat menjaga kesehatan kulit.
6. Membantu menguatkan daya kerja otak.
7. Membantu meningkatkan ketajaman mata.
8. Menjaga kesehatan mulut dengan mengatasi panas dalam serta sariawan.
9. Dapat membantu menstabilkan tekanan darah.
10. Juga mengurangi keluhan keputihan.
11. Mengurangi kadar kolesterol dan mencegah kanker usus.
12. Mencegah sembelit dan memperlancar proses buang air besar.***

Industri Roti Jepara

Industri Roti Jepara yang terletak di Desa Bugo berada di sebelah barat Kota Welahan berjarak kurang lebih 700 m. Desa ini terkenal dengan industri rotinya disamping beragam industri dan budayanya. Tak heran apabila desa ini tiap hari selalu ramai orang hilir mudik untuk membeli rotinya.
Sejarah Singkat Industri Roti
Pada tahun 1960 – an ada 2 orang penduduk desa Bugo yang bernama bapak Sunar dan bapak Kaswi yang bekerja pada perusahaan roti milik orang Cina di Kudus. Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan roti tersebut mereka akhirnya mengusai cara dan teknik pembuatan roti. Kemudian pada tahun 1970 an setelah merasa mampu dan menguasai cara pembuatan roti, mereka memutuskan untuk usaha mandiri dalam bidang pengolahan kue dan di desa Bugo.
Pada awalnya mereka membuat kue dan roti bolang baling,roti moho, roti manis dan untir untir. Namun saat itu usaha pengolahan kue kue dan roti belum bisa berkembang , karena masyaraka masih asing dengan produk produk tersebut. Bahkan poduk produk tersebut masih di anggap makanan mewah yang hanya dapat dibeli oleh kalangan menengah ke atas. Namun dengan kesabaran, ketekunan dan keuletannya lambat laun produk produk ini mulai di kenal dan diminati masyarakat.
Pada saat itu beberapa orang penduduk desa Bugo bekerja sebagai tenaga kerja di perusahaan kue dan roti milik Bapak Kaswi dan Bapak Sunar . Akhirnyasemakin banyaklah orang desa Bugo yang menguasai cara pengolahan roti dan kue kue tersebut, dan mulai semakin bertambah banyak pula masyarakat desa Bugo yang mendirikan usaha pengolahan kue dan roti dalam skala industri rumah tangga ( home industri ).
Pada tahun 1987 banyak dari warga Bugo ini yang akhirnya  mengembangkan usahanya di daerah sendiri. Usaha pengolahan aneka kue dan roti di desa Bugo ini akhirnya dari tahun ke tahun tambah pesat. Kondisi ini membuat inisiatif warga desa Bugo untuk mendirikan koperasi yang berbadan hukum dengan nama ” KOPINKRA KARYA BOGA ” ( Koperasi Industri Dan Kerajinan Karya Boga ) yang anggotanya adalah para pengrajin kue dan roti dari desa Bugo. Kemudian koperasi ini juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan produk tepung terigu yaitu ” Sri Boga Ratu Raya ” dari Semarang.
Desa Bugo saat ini benar benar telah menjadi sentra industri kue dan roti yang di buktikan dengan di resmikannya desa Bugo sebagai pusat dan pasar perdagangananeka kue dan roti oleh Bapak Bupati Jepara . Dengan demikian dalam memasarkan produknya masyarakat produsen kue dan roti tidak perlu memasarkan sendiri ke konsumen, melainkan ada para pedagang yang mengambil langsung ke pusat produk di desa Bugo ini untuk di pasarkan ke kota Jepara, Kudus, Rembang, Pati, Semarang, Demak dan kota kota lainnya.

Cara Membuat Mikro Organisme Lokal (MOL) Nasi



A. Latar belakang
Pembangunan pertanian di Indonesia saat ini memasuki masa transisi dari orientasi pertanian dengan pola subsisten kepada pola komersial. Pergeseran tersebut membawa konsekuensi penggunaan pestisida sebagai salah satu komponen penting dalam mengatasi organisme pengganggu tanaman, salah satu kendala bagi pembangunan pertanian yang berorientasi ekonomi. Namun sejauh ini pemakaian pestisida selalu diikuti dengan pertimbangan ekonomi dan berdampak pada lingkungan. Pasar lebih menyukai produksi pertanian yang bebas bahan kimia, sehingga alternatif pestisida aman bagi lingkungan dan konsumen sangat diperlukan.
Pembatasan penggunaan bahan aktif kimiawi pada proses produksi pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian Indonesia yang tingkat ketergantungan petaninya pada pestisida kimiawi masih tinggi. Ketergantungan tersebut akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar bebas. Menghadapi kenyataan tersebut agaknya perlu segera diupayakan pengurangan penggunaan pestisida kimiawi dan mengalihkannya pada jenis pestisida yang aman bagi lingkungan. Salah satu alternatif adalah penggunaan MOL (Mikro Organosme Lokal) yang biasa digunakan sebagai starter dalam pembuatan kompos atau biasa disebut dengan pupuk organik.
Pupuk kompos saat ini banyak dicari dan digunakan oleh petani baik untuk budidaya tanaman sayuran maupun untuk tanama padi, tetapi seringkali petani menganggap bahwa pupuk kompos hanya berasal dari kotoran hewan. Padahal bahan yang dapat digunakan sangat banyak dan tersedia dilingkungan sekitar seperti, daun-daunan, jerami dan sampah rumah tangga kecuali plastik Selain ramah terhadap lingkungan, juga dapat menutupi kekurangan suplay(sumber) bahan aktif pestisida yang selama ini diimpor sehingga dapat menghemat devisa negara dan meningkatkan daya saing ekspor produk pertanian.
MOL merupakan bakteri buatan kita (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Berguna seperti nutrisi (vitamin) bagi tanah agar tetap subur. Mol adalah kumpulan mikroorganisme yang bisa “diternakkan,” fungsinya dalam konsep “zero waste” adalah sebagai starter pembuatan kompos organik. Dengan MOL ini maka konsep pengomposan bisa selesai dalam waktu 3 mingguan (Sobirin 2008). Kompos terbuat dari campuran dedaunan segar berwarna hijau dan dedaunan berwarna cokelat atau sampah organik (sisa sayuran) yang sudah dipotong-potong kecil-kecil. Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang mudah beranak-pinak dan berpotensi untuk menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomis tinggi bagi manusia, misalnya antibiotik, vaksin dan enzim. Potensi ini dapat termanfaatkan manakala manusia dapat “membujuk” mikroorganisme ini guna menghasilkan apa yang diharapkan.
Starter digunakan untuk mengurai sampah menjadi kompos. Di toko pertanian sebenarnya dijual starter siap pakai seperti EM4 (Effective Microorganism4) tapi lebih hemat menggunakan starter buatan sendiri. Starter buatan sendiri ini biasa disebut dengan MOL (Mikro Organisme Lokal), yang berfungsi untuk mempercepat pada pembuatan kompos. Bahan yang digunakan untuk membuatnya bisa bermacam-macam. Salah satu contohnya membuat MOL dari nasi, yang baru maupun basi.
MOL semacam bakteri buatan kita (lokal) untuk menyuburkan tanah atau untuk menguraikan sampah organik menjadi kompos. Bahan utamanya terdiri dari tiga jenis komponen :1. Karbohidrat: bisa dari Air cucian beras (tajin), bisa dari nasi bekas (basi), bisa dari singkong, kentang, gandum, yang paling sering menggunakan air tajin. 2. Glukosa: bisa dari gula merah diencerkan dengan air (ditumbuk sampai halus), bisa dari cairan gula pasir, bisa dari gula batu dicairkan, bisa dari air gula, air kelapa. 3. Sumber Bakteri: bisa dari keong, bisa dari kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan lain-lain, lalu bisa juga dari air kencing, atau sesuatu yang mengandung sumber bakteri.
B.  Cara Pembuatan MOL Nasi
a.       Alat :
1)      Ember
2)      Selang ukuran kecil 1 meter
3)      Botol bekas air kemasan (600 ml)
4)      Doos/ tong
b.      Bahan :
1)  Nasi segar secukupnya.
2)  Seresah bambu/ potongan daun bambu yang telah melapuk.
3)  5 liter Air bersih atau air cucian beras (tajin) yang telah diberi gula merah sebanyak 3-5%.
c.   Cara kerja :
1)   Masukkan seresah bambu yang sedang melapuk ke dalam kotak.
2)   Masukkan nasi ke dalam kotak.
3)   Kotak didiamkan di tempat yang sejuk, lembab, dan terlindung dari sinar matahari selama seminggu.
4)   Ambil nasi yang telah ditumbuhi jamur dan masukkan ke dalam air beras yang telah diberi gula merah.
5)   Larutkan nasi tersebut di dalam air beras.
6)   Simpan di dalam botol/jerigen. Tutup jeringen diberi selang untuk aerasi. Ujung selang dimasukkan ke dalam botol berisi air. Tambahkan alkohol/sprirtus/kaporit/pemutih pakaian ke dalam air botol terebut untuk menjaga agar tidak terkontaminasi.
7)   Biarkan selama satu minggu. Setelah satu minggu MOL bisa dipakai.

          
  


 


 









Gambar langkah-langkah Pembuatan MOL Nasi




C.  DAFTAR PUSTAKA
Djoehana, Setyo Mijoyo. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: CV Simplex


MEMBUAT PGPR (PLANT GROW PROMOTING RHIZOBACTERIA) DENGAN MUDAH


PGPR atau Plant Growth Promoting Rhizobakteri adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaanmikroorganisme ini akan sangat menguntungkan. Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Fungsi PGPR bagi tanaman yaitu mampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga. Selain itu PGPR juga meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga. PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tumbuhan. Adapun cara pembuatan PGPR adalah:

ALAT DAN BAHAN:
  1. 100 gr akar bambu
  2. 400 gr gula pasir
  3. 200 gr trasi
  4. 1 kg dedak halus
  5. 10 lt air
  6. Penyedap rasa secukupnya
CARA MEMBUAT:
  1. Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
  2. Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
  3. Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
  4. Buka dan kocok-kocok sehari sekali
  5. Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
CARA MENGGUNAKAN:
  1. Saring PGPR
  2. Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
  3. Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
  4. Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali